Monday 25 May 2015

How long does it take for food to get into my breast milk?

http://www.breastfeedingbasics.com/qa/what-i-eat-to-get-into-my-breastmilk
by Anne Smith, IBCLC

BFB Black mom eating

I can’t tell you exactly how long it takes for the food you eat to affect your breast milk, because there are so many variables involved, including how often you nurse, the type of food you eat, and your individual body chemistry and metabolism. An average (and this is only an average) is about 4-6 hours, but it can reach your milk as soon as one hour or take as long as 24 hours.
I can tell you that if you are like the vast majority of nursing mothers, then you can eat just about anything you want to while you’re nursing, and it won’t adversely affect your breast milk. It is rare for a food that you eat to cause problems, but if your baby is highly sensitive, he may have an allergic responsesuch as continuing colic, runny eyes, asthma, or stubborn skin rashes.
Babies are not “allergic” to their mother’s milk, but the occasional  highly sensitive baby can have mild to severe reactions to the foreign proteins in their mother’s  milk. Proteins from the foods you can be absorbed into your body from your intestines andpassed to the baby via your breast milk.
During the first six months of life, the lining of the baby’s stomach is immature, so allergens that appear in the breast milk can get into the bloodstream and trigger allergic responses in some extremely sensitive babies. The lining of the intestines is also more sensitive during the early months, and is more easily irritated than it would be later on by the same substances.
After six months, the lining of the intestines matures so that allergens can’t get through as easily, and your baby will be much less sensitive to foods in your diet. That’s one of the reasons that babies should be exclusively breastfed for the first six months of life. If solids are introduced before that time, then the baby is more likely to have an allergic reaction to something that might not affect him later on.
The most common problematic foods are dairy products, eggs, wheat, shellfish, peanuts, corn, and citrus, and (surprisingly), soy.  Rather than worrying about limiting your diet when you’re nursing, go ahead and eat anything you want, and if you have reason to think your baby has a problem, then try eliminating that particular food.  The first thing to try eliminating is always dairy, because the protein in cow’s milk is the most common allergenfor babies.  Because of this fact, I recommend that mothers with a family history of allergies try to limit their dairy consumption starting during their pregnancy, and continuing after the baby’s birth, and to delay the introduction of solids until at least six months.
Some mothers who develop yeast infections while they are pregnant or lactating find that they benefit from dietary changes including limiting or eliminating alcohol and foods containing sugar, dairy, and yeast.
Other than these unusual situations, you really don’t need to worry about the foods you eat affecting your baby.  Just enjoy your food, and don’t start stressing about whether that pizza you ate last night is what made your babyspit up today.  All babies have days when they are gassy, fussy, or spit upmore than usual, and chances are that it has nothing to do with your diet.Nursing mothers rarely have to make any modifications to their diets.
For more information about diet and breastfeeding, see article Nutrition, Weight Loss, and Exercise While Breastfeeding.
Anne Smith, IBCLC
Breastfeeding Basics

Tuesday 19 May 2015

10 Kesalahan Orangtua Baru

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kelahiran/Psikologi/10.kesalahan.orangtua.baru/001/007/1306/1/1

10 Kesalahan Orangtua Baru Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Setelah menyandang gelar orangtua baru setelah kelahiran sang buah hati, selain rasa bahagia yang sudah pasti Anda rasakan, Anda pun mau tidak mau harus berhadapan dengan hal-hal baru seperti menyusui, bangun tengah malam, mengganti popok hingga mencoba memahami makna tangisan bayi sebagai bagian dari rutinitas harian. Meskipun Anda sudah merasa mempersiapkan diri sebaik-baiknya, namun akan selalu ada beberapa hal yang terlewat.  

1.Terlalu banyak barang
Siapa yang dapat menahan diri dari godaan perlengkapan bayi yang lucu-lucu? Rasanya ingin membeli semua. Namun, terlalu banyak barang di dalam boks bayi justru dapat memberi stimulasi berlebih dan membuat bayi sulit tidur. Bahkan disinyalir menjadi pemicu Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) -kematian mendadak pada bayi yang disebabkan sulit bernapas karena bayi bisa saja tertimpa barang yang ada di dalam boks.

Perbaiki dengan:
Hindari menaruh boneka, selimut atau bantalan pelindung di sekeliling boks. Pilihlah alas kasur yang padat dan seprei dengan ukuran yang sesuai dengan besarnya kasur. Tidak perlu menggunakan bantal atau penopang kepala.

2. Lupa merawat diri 
Tak salah merawat anakmenjadi prioritas bagi Anda, tapi akan salah jika pada akhirnya Anda menjadi lupa untuk merawat diri sendiri, seperti menunda waktu mandi, makan bahkan buang air. Karena hal ini akan berbahaya pada kesehatan Anda.

Perbaiki dengan:
Luangkan waktu sesaat untuk mandi, tidak perlu terlalu lama, 5 menit saja cukup. Sementara Anda mandi, titipkan pengawasan si kecil pada orang di sekeliling Anda. Anda juga tetap bisa berolahraga dengan mengajak bayi keliling di lingkungan rumah. Jangan lupa juga konsumsi makanan yang sehat.

3. Membandingkan-bandingkan 
Rasa cinta terhadap anak seringkali menjadikan bunda berjiwa kompetitif dan hanya menganggap bahwa anak Anda sajalah yang lucu dan hebat. Akibatnya Anda sering membandingkan tumbuh kembang bayi Anda dengan bayi lain. Sedikit saja ada perkembangan yang tidak sesuai dengan milestone-nya, Anda langsung cemas. Kebiasaan membandingkan ini tidak selamanya baik karena harus disadari setiap bayi memiliki pola perkembangannya masing-masing.

Perbaiki dengan:
Temui dokter anak Anda jika Anda merasa perkembangan bayi Anda lebih lambat dibandingkan bayi lain. Jangan cepat mengambil kesimpulan karena bawaan lahir setiapbayi akan sangat memengaruhi bagaimana bayi masuk ke tahap perkembangannya.

4. Mengasuh ‘sendiri’
Anda sering lupa melibatkan ayah dalam pengasuhan dan merasa tanggungjawab mengasuh hanya ada pada diri Anda. Faktanya, tak sedikit ayah yang memiliki kemampuan merawat bayi sama hebatnya dengan ibu.

Perbaiki dengan:
Ajak ayah bekerja sama untuk mengasuh bayi, dengan memintanya ikut memandikan, mengganti popok atau sekadar menggendongnya sesaat setelah Anda menyusui. Selain meringankan tugas Anda, mengajak ayah berperan serta juga akan mempererat bondingbayi dengan ayahnya.

5. Ketat pada jadwal tidur bayi
Disiplin menerapkan rutinitas adalah baik, namun menerapkannya pada bayi belum tentu memberi manfaat yang baik. Karena bayi masih mencari pola tidurnya, saat ia lelah dan mengantuk ia akan tidur dengan sendirinya. Memaksakan jadwal tidur pada bayi hanya akan membuat Anda dan dia frustasi.

Perbaiki dengan:
Fleksibellah terhadap jadwal tidur dan jadwal minum susu. Karena bayi masih belajar menyesuaikan dengan dunia baru di luar kandungan yang dihadapinya saat ini sementara organ-organ tubuh bayi pun sedang tumbuh untuk menjadi sempurna sehingga bayi bisa saja mencerna lebih lama.

6. Tidak enjoy  merawat bayi
Banyak orangtua baru terlalu ‘serius’ dalam mengasuh anak sehingga tidak dapat menikmati setiap momen indah yang terjadi.

Perbaiki dengan:
Yang pasti, hindari stres sehingga Anda dapat menikmati setiap momen Anda dengannya sambil bersyukur. Anda bisa menunjukkannya dengan lebih sigap menjadi orangtua dalam memberikan yang terbaik untuknya, misalnya menjaga kecukupan kebutuhan nutrisinya, memastikan kesehatannya terjamin dan selalu menstimulasi perkembangannya. Jika Anda mulai merasa lelah, cobalah untuk mengingat kembali bahwa makhluk kecil di hadapan Anda adalah hadiah terindah dari Tuhan.

7. Jadi supermom
Mungkin saja Anda memang andal dalam melakukan pekerjaan rumah tangga yang sangat banyak. Namun, sadarlah bahwa Anda juga memerlukan ‘’me time’’ untuk diri Anda. Berkeinginan keras bisa merawat sendiri bayi dan juga melakukan tugas rumah tangga lainnya mungkin saja baik (untuk sementara), karena pada satu titik Anda pasti akan merasa lelah dan mudah marah. Menjadi seorang ibu yang baik bukan berarti menjadi supermom lho!

Perbaiki dengan:
Jangan pernah menolak bantuan dari orang-orang di sekitar Anda. Misalnya untuk memasakkan makanan, mencuci piring atau membantu Anda mengawasi si kecil saat Anda perlu untuk mengurus diri sendiri. ‘’Selama tiga bulan pertama setelah melahirkan, tugas Anda hanya untuk merawat bayi dan merawat diri Anda,’’ tutur Cheryl Wu, M.D, dokter anak di New York Amerika Serikat.

8. Merasa tidak cukup memberi makan 
Ketika bayi Anda menangis, hal pertama yang terlintas di pikiran Anda adalah ia kelaparan. Belum tentu saat menangis bayi kelaparan lho bunda! Bayi menangis bisa saja karena ia lelah, terlalu banyak menerima rangsangan, kepanasan, tidak nyaman atau jenuh.

Perbaiki dengan:
Kenali pola tangis bayi Anda. Di awal mungkin saja sulit tapi jika Anda benar-benar memperhatikannya Anda pasti bisa membedakan antara tangisan kelaparan, tangisan jenuh atau tangisan lelah. Dan, sebelumnya pastikan dulu pada dokter anak Anda bahwa si kecil tumbuh dengan baik.

9. Tidak percaya naluri
Menjadi seorang ibu dan merawat seorang bayi yang tidak berdaya sesaat menjadi hal yang sangat membingungkan bagi Anda. Anda pun sering terjebak oleh keraguan saat harus memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan. Namun percayalah setiap ibu mempunyai naluri dan insting keibuan. Anda tak perlu bingung dan ragu.

Perbaiki dengan:
Cari tahu pada sumber terpercaya tentang pengasuhan bayi, yaitu ke dokter anak atau bidan. Bayi adalah guru terbaik Anda, seiring waktu yang Anda lewati untuk merawat si kecil, Anda akan semakin percaya bisa merawatnya dengan baik. Dan, percaya dengan naluri Anda sebagai seorang ibu.

10. Tidak memiliki jadwal tidur
Banyak orangtua yang memaklumi jika bayinya memiliki jam tidur yang tidak teratur. Untuk bayi baru hingga usia tiga bulan, hal ini memang normal, ketika ia akan tidur kapan saja dan di mana saja. Namun memasuki usia 4 bulan, bayi seharusnya sudah mempunyai ritme tidur yang teratur.

Perbaiki dengan:
Mulailah dengan membangunkan bayi Anda di pagi hari pada waktu yang sama setiap hari dan juga mulai menidurkan bayi di malam hari pada waktu yang sama. Begitupun untuk waktu istirahat pada siang hari. 

Saturday 16 May 2015

Tumbuh Kembang Bayi & Balita


WHO Growth Chart for Girls


Kartu Menuju Sehat: KMS



1-2-3 Menuju ASI Eksklusif


http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif.html

Persiapan menyambut buah hati tentu penting bagi semua orangtua. Sembilan bulan lamanya sang bayi dibesarkan dalam rahim ibu dan pastinya semua yang terbaik akan disiapkan, termasuk nutrisi. Berbagai pendapat yang datang dari keluarga dan lingkungan kadangkala justru menimbulkan kebingungan atau keraguan. Berikut kami perkenalkan 3 langkah sederhana menuju kesuksesan pemberian ASI (air susu ibu) eksklusif, sesuai dengan rekomendasi berbagai organisasi kesehatan di dunia.

1. Yakinlah bahwa ASI adalah yang terbaik bagi bayi, ibu, dan keluarga.

Sebagaimana bayi tumbuh dan berkembang di dalam rahim, ASIpun telah disiapkan oleh Sang Pencipta sesuai dengan usia kehamilan ibu. ASI mengandung bahan-bahan yang sangat mudah dicerna dan diserap oleh bayi, bahkan bayi prematur sekalipun. Zat-zat yang terkandung dalam ASI sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam masa emas 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Adanya antibodi (zat kekebalan tubuh) juga tidak dapat ditemukan pada makanan manapun selain ASI, sehingga bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terbukti lebih kebal terhadap penyakit menular.
Banyak keuntungan juga didapatkan bagi ibu yang menyusui seperti adanya efek KB alami (dengan syarat-syarat tertentu; konsultasikan pada dokter ahli kebidanan), kembalinya rahim ke ukuran semula dengan lebih cepat, serta kekebalan tubuh yang meningkat karena produksi antibodi yang bertambah. Proses menyusui juga mempererat hubungan batin antara ibu dan anak yang tentu menjadi dambaan setiap orangtua.
Bagi keluarga, pemberian ASI ekslusif tentu lebih ekonomis karena tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh nutrisi terbaik bagi bayi. Ditambah lagi, proses menyusui tidak membutuhkan persiapan alat-alat khusus sehingga lebih efisien dan juga mengurangi risiko infeksi akibat penyiapan susu yang kurang higienis.

2. Ketahui teknik dasar menyusui

Bila keyakinan terhadap ASI sudah terbentuk, maka langkah awal menyusui akan menjadi lebih mudah dan ringan. Selanjutnya, ibu dapat mempelajari beberapa hal yang dapat membantu supaya menyusui berjalan lancar.
Perhatikan keadaan ibu, bayi, dan kesehatan payudara
Kondisi ibu yang sakit, lelah, atau kurang percaya diri dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif. Pastikan ibu dalam keadaan sehat dan berikan dukungan keluarga sepenuhnya pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Payudara yang sehat dan terasa nyaman biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri ibu sehingga produksi ASI lebih lancar. Rasa ragu dapat timbul bila ibu merasa payudaranya bermasalah, misalnya puting yang tidak menonjol atau payudara terlalu kecil. Untuk menyingkirkan keraguan, sebaiknya ibu dan keluarga mengetahui proses produksi dan pengeluaran ASI.
ASI diproduksi di kelenjar payudara dan mengalir keluar payudara akibat pengaruh hormon-hormon menyusui, yaitu prolaktin dan oksitosin (lihat Gambar 1). Kedua hormon ini diproduksi di sebuah organ di otak yang disebut hipofisis. Hormon prolaktin bertanggung jawab atas produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin menyebabkan pengeluaran ASI dari tempat penyimpanannya di dalam payudara ibu. Pengosongan payudara dengan cara menyusui bayi sesering mungkin akan memacu produksi hormon prolaktin, sehingga produksi ASI pun akan bertambah. Kedekatan fisik dengan bayi, mendengar suara tangis bayi, atau mencium bau tubuh bayi, serta hati ibu yang merasa senang dan nyaman, akan memicu pengeluaran hormon oksitosin, yang menyebabkan ASI lancar mengalir dari payudara ibu. Hormon-hormon tersebut dapat terhambat bila ibu merasa tidak yakin, kurang percaya diri, stres, atau kesakitan.

Gambar-ASi-1-Final
Gambar 1. Siklus Menyusui

Kesehatan bayi juga menentukan kelancaran proses menyusui. Bayi yang sakit, mengantuk, atau tidak nyaman biasanya tidak dapat menyusu dengan baik sehingga mungkin menghambat produksi atau pengeluaran ASI dari payudara.

Inisiasi menyusui dini dan rawat gabung
Inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program ASI eksklusif. Ibu dan bayi dapat menjalani IMD bila keduanya dalam keadaan bugar. Lakukan kontak antara kulit ibu dan bayi sesegera mungkin dengan cara meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir selama minimal 1 jam.
Rawat gabung adalah proses perawatan bayi bersama ibu dalam ruangan yang sama setelah persalinan. Hal ini diupayakan agar ibu dapat menyusui bayi kapanpun bayi mau. Rawat gabung juga akan membantu ibu mencapai kondisi psikologis yang optimal untuk dapat sukses menyusui.

Posisi dan perlekatan yang benar
Carilah posisi menyusui yang paling nyaman untuk ibu. Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan bayi ke payudara ibu dengan posisi badan yang lurus. Hendaknya seluruh badan bayi menghadap ke dada dan perut ibu; bukan hanya wajahnya saja. Telinga bayi akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara. Rangsang refleks hisap bayi dengan menyentuh sudut bibirnya. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan area kehitaman di sekitar puting (areola) sebanyak-banyaknya ke dalam mulut bayi. Perlekatan yang baik akan terjadi bila mulut bayi terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar (Gambar 2). Bayi dikatakan menyusu efektif bila ia menghisap perlahan, pipi membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.

asi
Gambar 2. Perlekatan bayi pada payudara yang benar

3. Evaluasi tumbuh kembang bayi dan berikan MPASI mulai usia 6 bulan

Bagaimana jika bayi menangis terus menerus dan ibu khawatir apakah ASI cukup? Ingatlah, bayi menangis tidak hanya karena lapar. Bayi akan menangis bila ia merasa tidak nyaman (kepanasan, kedinginan, kesakitan), kesepian, ingin digendong, dan lain sebagainya. ASI dapat dikatakan cukup apabila bayi buang air kecil 6 kali atau lebih dalam sehari. Periksakan bayi secara berkala ke layanan kesehatan terdekat. Bila kenaikan berat badannya sesuai dengan umur, maka ASI ibu terbukti cukup untuk bayi. Selain pertumbuhan, jangan lupa untuk selalu menilai perkembangan sang buah hati.
ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain, dianjurkan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah bayi mencapai usia 6 bulan, tiba saatnya untuk memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI sebaiknya tetap diberikan hingga usia anak minimal 2 tahun, bahkan dapat lebih lama bila bayi dan ibu masih menginginkan.


Penulis : Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM)