http://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/saat-balita-tidak-mau-berbagi
Secara umum anak balita belum mengerti apa arti berbagi. Memang rasa mau berbagi tidak muncul secara alami. Apalagi untuk balita. Malah sebaliknya, mereka tidak ingin berbagi mainannya atau wilayah bermain dengan orang lain, tidak jarang ada yang hanya ingin berbagi dengan orang tuanya saja. Jika mainannya diambil, pasti akan menangis, bahkan mengamuk! Jika wilayah bermainnya dimasuki orang lain, ia pasti melarang keras. Orang tua pun jadi kebingungan, kewalahan, bahkan frustasi hingga malu jika anaknya berebut mainan hingga menangis keras-keras. Bagaimana cara menghadapinya?
1. Ajak main di luar rumah
Sering mengajak anak bermain di luar bisa menjadi salah satu cara menghadapinya. Dengan begitu, anak akan bertemu teman sebaya dan bersosialisasi. Anda dapat menjadwalkan kunjungan rutin ke sebuah taman dekat perumahan atau playground. Mainan yang ada di sana merupakan milik bersama, sehingga sangat bisa dijadikan pelajaran agar anak dapat berbagi dengan temannya.
2. Bermain bersama itu baik lho!
Tidak jarang ada anak yang hanya main sendiri terus-terusan, karena enggan berbagi miliknya. Tanamkan konsep bahwa bermain bersama itu baik. Ajarkan permainan atau kegiatan yang dilakukan bersama-sama sebagai hal yang menyenangkan. Jika hal ini dilakukan terus-menerus, pasti anak akan terbiasa dan mulai bersedia berbagi dengan orang di sekitarnya. Selain itu bermain bersama teman-temannya juga bisa membangun pertemanan dan mengajarkan anak untuk bekerja sama. Bunda dapat memulainya dengan merencanakan playdate dengan teman sebaya.
3. Role model tokoh anak
Salah satu cara paling mudah bagi anak untuk belajar sikap berbagi adalah dengan meniru. Selain orang tua, tokoh kartun idola buah hati bisa menjadi contoh untuk berbagi. Pilih tokoh kartun yang baik dan sering bermain bareng teman-temannya ya, Bunda. Jika anak sudah mulai berebut atau tidak ingin berbagi, bunda dapat berkata “Nak, Winnie The Pooh dan teman-temannya kalau main selalu bersama-sama, tidak rebutan.” Dengan begitu, anak pasti akan mencontoh tokoh idolanya dengan baik dan mau belajar berbagi dengan teman sekitarnya.
4. Anak kembar, belikan mainan yang berbeda
Biasanya untuk para orang tua yang memiliki anak kembar, mereka hanya akan membelikan mainan satu macam untuk masing-masing. Nah, Ayah dan Bunda dapat menerapkan dengan konsep berbeda dari biasanya, yaitu membelikan mainan yang tidak sama. Tujuannya, untuk mengajarkan mereka berbagi dan bergantian. Penerapannya dapat dilakukan dengan membuat suasana main berbagi satu sama lain, bergantian, atau bersama-sama jitu jauh lebih mengasyikkan. Seperti contohnya, ketika anak rebutan boneka, ajak anak yang lain mengambil perlengkapan dokter, jadilah bermain dokter dan pasien. Satu anak sebagai dokter, satu anak lagi sebagai ibu yang membawa anaknya sebagai pasien. Dengan begitu anak dapat bermain dengan seru, ceria dan saling berbagi.
5. Ini punyaku & itu punyamu
Bunda dapat mengajarkan bahwa merebut barang atau mainan milik orang lain tidak baik. Untuk awal, berikan contoh kejadian yang sering terjadi di dalam rumah atau keluarga. Seperti, kalau anak mau pinjam barang orang tua seperti gadget, beritahu dirinya kalau gadget tersebut adalah milik Ayah, sehingga meminjamnya harus dengan cara baik dan dikembalikan seperti semula. Jika di dalam rumah ia sudah paham barang miliknya dan milik orang lain, maka saat ia bermain di luar bersama teman-temannya, ia akan menerapkan konsep yang sudah diajarkan dari rumah.
6. Berikan reward pada anak
Jika anak sudah mulai berubah dan memperbaiki sikapnya menjadi lebih ingin berbagi pada orang sekitar, berikan reward atau hadiah. Bunda dapat memberikan hadiah berupa buku cerita, alat mewarnai, hingga mainan. Ingat, reward tidak selalu berupa hadiah, lho. Bunda juga dapat memberikan pujian ketika ia mau berbagi. Ini efektif untuk memupuk semangat untuk mengulangi tindakan baik itu.
No comments:
Post a Comment