Saturday, 13 June 2015

Menjemur Bayi dengan Tepat


http://idai.or.id/public-articles/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat.html

Pada pertengahan abad ke-19, diketahui bahwa sinar matahari memiliki efek terapeutik dalam penyakit rickets (kelainan tulang karena kekurangan vitamin D, kalsium atau fosfat).1-4 Pada tahun 1958, pertama kalinya sinar matahari digunakan untuk terapi bayi kuning.1,5,6 Menjemur bayi di dalam ruangan melalui jendela (tidak langsung terkena matahari) selama 10 menit sebanyak 2 kali sehari dipercaya dapat membantu dalam terapi ikterus neonatorum yang ringan.7 Namun ketika kejadian kanker kulit meningkat pada tahun 1940 dan menjadi epidemik pada tahun 1970, para ilmuwan sadar akan dampak negatif dari sinar matahari.3Dalam banyak artikel, disebutkan bahwa paparan sinar matahari pada bayi dapat meningkatkan risiko berkembangnya melanoma dan kanker lainnya pada usia lanjut.2,8-13 Untuk menentukan risiko kanker kulit, seberapa dini usia saat dimulai paparan sinar matahari, lebih berperan daripada total paparan sinar matahari selama kehidupan.14 Oleh karena itu, perlindungan terhadap sinar matahari terutama pada bayi, sangat penting untuk mengurangi risiko terkena kanker kulit.

menjemur

Untuk saat ini, pilihan terapi untuk ikterus neonatorum yang utama adalah fototerapi, bukan paparan sinar matahari.15 Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sinar matahari sangat penting untuk sintesis vitamin D pada kulit, seorang bayi perlu terpapar radiasi ultraviolet B (UVB) tingkat rendah untuk dapat memproduksi vitamin D.16 Oleh sebab itu, paparan sinar matahari pada bayi masih menjadi pilihan dengan beberapa rekomendasi perlindungan seperti menggunakan pakaian dan tabir surya.
Sintesis vintamin D dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, pigmentasi kulit, luas permukaan kulit yang terpapar dan waktu terpapar sinar matahari. Untuk meningkatkan konsentrasi vitamin D, dibutuhkan setidaknya 20% dari luas permukaan kulit terpapar sinar matahari. Beberapa penulis menganjurkan ‘sensible sun exposure’ untuk menjaga konsentrasi vitamin D yang memadai yaitu paparan kedua tangan dan kaki terhadap sinar matahari selama 5-30 menit, (tergantung waktu, musim, garis lintang dan pigmentasi kulit) antara pukul 10 pagi dan 4 sore, sebanyak 2 kali sehari.17,18
Belum ada penelitian pada anak yang menentukan seberapa tingkat paparan sinar matahari yang dibutuhkan untuk mensintesis vitamin D yang memadai. Dengan tingginya prevalens hipovitaminosis D, maka diperlukan perhatian khusus untuk mengevaluasi kembali kecukupan diet dan penggunaan suplementasi vitamin D.19
Rekomendasi perlindungan terhadap sinar matahari antara lain adalah menggunakan pakaian, memberikan tabir surya (minimal SPF 15) 15-20 menit sebelum paparan, ulangi pemakaiannya setiap 2 jam dan hindari paparan sinar matahari pada pukul 10 pagi sampai 4 sore, karena jumlah radiasi sinar UVB paling tinggi pada periode waktu tersebut.20-23

REKOMENDASI 19

  1. Para dokter sebaiknya menganjurkan orangtua untuk memakaikan baju, topi dan tabir surya selama menjemur bayinya. Ketika berada di luar, minimalisasi paparan cahaya matahari.
  2. Pakai tabir surya dengan SPF 15 atau lebih, dan ulang pemakaian setiap 2 jam atau setelah berkeringat.
  3. Orangtua dengan anak berisiko tinggi terkena melanoma harus dibekali pengetahuan yang cukup tentang paparan sinar matahari yang aman. Anak dengan risiko tinggi antara lain kulit putih, muka berbintik (freckels) dan riwayat keluarga dengan melanoma.
  4. Paparan sinar matahari harus dihindari bagi bayi berusia kurang dari 6 bulan dan bayi harus selalu menggunakan pakaian dan topi untuk melindungi kulit. Orangtua boleh memberikan tabir surya saat sinar matahari tidak bisa dihindari dan hanya diberikan pada kulit yang terpapar saja. Pemakaian tabir surya pada bayi prematur dibatasi karena stratum korneumnya yang lebih tipis dapat mengabsorbsi bahan tabir surya lebih banyak.

Daftar Pustaka

  1. Roelandts R. The history of phototherapy: Something new under the sun?J Am Acad Dermatol. 2002, 46:926-30.
  2. Albert MR, Ostheimer KG. The evolution of current medical and popular attitudes toward ultraviolet light exposure: Part 1. J Am Acad Dermatol. 2002, 47:930-37.
  3. Newman BY. The sun tan myth. Optometry. 2000, 71(11):
  4. Albert MR, Ostheimer KG, The evolution of current medical and popular attitudes toward ultraviolet light exposure: Part 2. J Am Acad Dermatol 2003, 48:909-18.
  5. Aladag N, Filiz T M. Parents' knowledge and behaviour concerning sunning their babies; a cross-sectional, descriptive study. BMC Pediatrics. 2006, 6:27
  6. Johnston RV, Anderson JN, Prentice C: Is sunlight an effective treatment for infants with jaundice?. MJA. 2003, 178:
  7. E medicine [homepage on the Internet]: Newborn Jaundice. [http://www.emedicinehealth.com/articles/10101-6.asp]. [updated 2005 Aug 10], [cited 2015 May 20].
  8. Lowe JB, McDermott LJ, Stanton WR, Calavarino A, Balanda KP, McWhirter B: Behaviour of caregivers to protect their infants from exposure to the sun in Queensland, Australia. Health Education Research. 2002, 17:405-14.
  9. Stanton WR, Chakma B, O'Riordan DL, Eyeson-Annan M: Sun expo- sure and primary prevention of skin cancer for infants and young children during autumn/winter. Aust NZJ Public Health. 2002, 24:178-84.
  10. Scerri L, Aquilina S, Gauci AA, Dalmas M: Sun awareness and sun protection practices in Malta. JEADV 2002, 16:47-52.
  11. Beech JR, Sheehan E, Barraclough S: Attitudes toward health risks and sunbathing behaviour. The Journal of Psychology. 1996, 130:669-77.
  12. Dixon H, Borland R, Hill D: Sun protection and sunburn in Pri- mary school children: The influence of age, gender, and coloring. Preventive Medicine. 1999, 28:119-30.
  13. Rodrique JR: Promoting healthier behaviours, attitudes, and beliefs toward sun exposure in parents of young children. Journal of Consulting and Clinical Psychology. 1996, 64:1431-34.
  14. Gartner LM, Greer FR: The Section on Breastfeeding and Com- mittee on Nutrition. Prevention of rickets and vitamin D deficiency: New guidelines for vitamin D intake. Pediatrics. 2003, 111:908-10.
  15. American Academy of Pediatrics Provisional Committee for Quality Improvement and Subcommittee on Hyperbilirubinaemia: Practice Parameter: Management of Hyperbilirubinemia in the Healthy Term Newborn.Pediatrics. 1994, 94:558-65.
  16. Ministry of Health, New Zealand. Companion Statement on Vitamin D and Sun Exposure in Pregnancy and Infancy in New Zealand. 2013.
  17. Holick MF. Vitamin D: a millenium perspective. J Cell Biochem. 2003;88:296 –307.
  18. Holick MF. Vitamin D deficiency. N Engl J Med. 2007;357(3):266 –81
  19. American Academy of Pediatrics, Council on Environmental Health and Section on Dermatology. Policy Statement - Ultraviolet Radiation: A Hazard to Children and Adolescents. Pediatrics. 2011;127:588–97.
  20. [http://www.cancer.org/docroot/MED/content/MED_2_1X_American_Cancer_ Society_Responds_toReport_on_Sunscreens_and_Melanoma.asp]. [cited 2015 May 20].
  21. [http://www.epa.gov/cgi-bin/epaprintonly.cgi]. [cited 2015 May 20].
  22. [http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs271/en/]. [cited 2015 May 20].
  23. [http://www.aad.org/public/Publications/pamphlets/SunProtection Children.htm]. [cited 2015 May 20].


Penulis: 
R. Adhi Teguh P. Iskandar (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 
Francisca Bunjamin

No comments:

Post a Comment