Ipak Ayu H Nurcaya
Istimewa/BIM
Bisnis.com, JAKARTA -- Usia balita (golden period) merupakan waktu yang tepat memberikan stimulasi kepada anak karena pada masa ini, otak anak berkembang dengan pesat.
Ada beberapa potensi dasar yang harus dikembangkan dalam masa emas pertumbuhan anak agar otaknya juga berkembang dengan baik dan optimal. Potensi dasar tersebut, pertama adalah komunikasi, yakni ketika anak mulai belajar melafalkan sesuatu dan mengajak seseorang untuk berinteraksi.
Kedua, emosi, yakni para orang tua harus selalu bijak untuk selalu mengontrol dan mengelola emosi sang anak. Ketiga, kognitif, yaitu kemampuan anak untuk mengembangkan cara berpikir, yang akan berpengaruh pada kecerdasan dan pengetahuannya.
Kemudian, yang terakhir ada gerak kasar dan gerak halus. Gerak kasar ini merupakan kemampuan anak untuk melakukan gerakan dengan beban-beban berat seperti bola, sedangkan gerak halus adalah kemampuan anak beraktifitas dengan benda-benda yang lebih kecil dan halus seperti manik-manik.
Psikolog anak Ayoe Sutomo mengatakan potensi dasar tersebut bisa berkembang dengan baik jika otak mendapatkan stimulasi yang baik dan seimbang. Selain dari ASI, imunisasi, dan gizi yang lengkap, para orang tua sekarang paling sering lupa memberikan stimulasi multi sensori.
Stimulasi multi sensori pada anak ini melatih kemampuan pancaindra anak, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Kegiatan anak yang bisa dijadikan para orang tua sebagai media pembelajaran dan stimulasi yang maksimal adalah saat mandi dan bermain.
“Selalu jadikan kegiatan mandi sebagai kegiatan yang menyenangkan bersama anak. Saat mandi, anak mendapatkan stimulasi dari kelima indra, dan orang tua bisa memberikan percakapan yang baik, sentuhan, dan wangi-wangian peralatan mandi yang berkualitas,” kata Ayoe.
Dengan mandi bersama, anak juga mendapatkan beberapa manfaat, di antaranya anak lebih mengenal suara orang tua, mengenal tekstur dan membentuk bonding emotion antara anak dan orang tua. Namun, ketika anak sudah berusia tiga tahun dan mengenal jenis kelamin, biasakan kegiatan mandi bersama ini dilakukan oleh orang tua yang sejenis dengan anak.
Selain itu, bermain juga bisa merangsang dan berpengaruh besar terhadap kemampuan motorik kasar, motorik halus, dan kognisi anak.
Sebaiknya, orang tua menghindari penggunaan kata ‘jangan’ atau ‘tidak’, sehingga anak memiliki kemampuan bereksplorasi dan menyalurkan kelebihan energinya. Semua yang dilakukan anak adalah hal baik jika membawa kebahagiaan pada diri anak, tinggal orang tua yang memberi pemahaman tentang bahaya dan lain sebagainya.
“Karena dunia anak adalah bermain, jangan sampai salah dalam memberi larangan, bisa jadi kita sedang melarangnya belajar mengenal sebuah pengetahuan,” kata Ayoe.
Dengan bermain, orang tua juga bisa membantu anak mengembangkan kemampuan kognitif, misalnya melalui permainan yang mengenalkan bentuk, ukuran, tekstur, warna, dan angka. Jika ingin menstimulasi pertumbuhan fisik dan motorik kasar, bisa juga dengan permainan sepeda roda tiga atau roda dua, mainan yang didorong dan ditarik, atau bermain tali. Sementara itu, stimulasi motorik halus bisa dilakukan dengan permainan menggunakan gunting yang aman untuk balita, pensil, bola, balok, dan lilin.
Semakin banyak anak mendapatkan stimulasi dan bertambahnya usia, anak juga akan semakin aktif. Para orang tua hanya perlu bersikap santai menghadapi setiap tumbuh kembang anak karena sikap inilah yang nantinya akan diadopsi anak dalam berperilaku ketika menghadapi sesuatu.
Intinya, semua kegiatan sehari-hari merupakan stimulasi pada anak. Jadi, perlakukan anak sebijak mungkin dalam setiap kondisinya agar menjadi pedoman bagi anak dalam melakukan kegiatan sosial dan akademik.
No comments:
Post a Comment